Cari Blog Ini

Kamis, 15 Januari 2009

MEMULAI BISNIS ROTI MANIS DAN ROTI TAWAR


Roti adalah makanan komsumsi yang biasanya dijadikan pelengkap,disantap dalam keadaan santai atau pun saat berkumpul dan rasanya sangat enak dengan berbagai macam rasa.
Usaha roti adalah usaha yang memproses tepung terigu menjadi roti yang siap dinikmati konsumen melalui proses yang sedikit panjang. Tepung terigu, ragi, mentega, air, gula dan garam dicampur sampai sangat baik memakai mikser. Lama pengadukan dalam mikser sekitar 20 menit.
Adonan yang dihasilkan siap dibentuk menjadi berbagai bentuk. Adonan yang besar ini dimasukkan ke dalam mesin untuk dibagi menjadi besaran 200 gram atau besaran yang diinginkan. Bila ingin roti tawar, maka empat adonan 200 gram tersebut digabung karena roti tawar membutuhkan minimum 800 gram.
Selanjutnya, adonan dimasukkan ke dalam mesin prooving selama 40-60 menit dengan suhu 20-30 derajat Celsius untuk mengembangkan ragi agar bentuk roti dapat lebih mengembang. Prooving box dapat dibuat dengan sederhana, tetapi penguapannya dengan memanaskan air pada kotak tersebut panasnya harus sesuai dengan kebutuhan.
Adonan kemudian dioven sekitar satu jam. Untuk roti tawar, sebelum dimasukkan ke dalam pembungkus plastik, roti perlu dipotong memakai mesin pemotong menjadi minimum 10 potongan. Tepung terigu yang dipergunakan tidak boleh sembarang. Tepung yang
cocok yang tersedia di pasar antara lain merek Gerbang, Cakra Kembar Emas, Talimas Spesial, dan Kereta Kencana Emas. Harganya lebih mahal dari jenis terigu lain, yaitu di atas Rp 100.000 per sak isi 25 kg.

MEMBUAT RESEP

Resep roti manis:



25.000 gram tepung terigu, gula 5.500 gram, garam 350 gram, susu bubuk 500 gram, ragi instan 375 gram, bread improver 124 gram, telur 2.500 gram, mentega 2.600 gram, dan air 12.000 gram, menghasilkan 970 roti ukuran 50 gram dengan biaya Rp 200 per roti. Biaya ini belum termasuk biaya pembungkus, tenaga kerja, pemasaran, dan biaya listrik serta air. Total biaya sekitar Rp 400, biaya untuk
penjualan sekitar Rp 300, dan keuntungan pengusaha sekitar Rp 300 per roti.

Resep roti tawar:



Tepung terigu 25.000 gram, gula 1.750 gram, garam 450 gram, ragi instan 250 gram, bread improver 75 gram, susu bubuk 500 gram, calcium propionate 75 gram, mentega 1.250 gram, dan air 15.750 gram, menghasilkan 35 roti tawar dengan biaya produksi Rp 1.300 per buah. Biaya produksi ini belum termasuk biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, biaya listrik dan air. Keuntungan pengusaha untuk membuat roti tawar lebih kecil dibandingkan dengan membuat roti manis dengan jumlah yang sama. Harga roti tawar Rp 4.000 per buah.
Harga peralatan sangat bervariasi. Oven, proover, dan mikser harganya minimum Rp 25 juta sesuai spesifikasi. Mesin-mesin tersebut dibuat di Taiwan. Oven berkapasitas 2 nampan dengan ukuran 40 x 60 cm. Proover berukuran 1.370 x 950 x 525 cm dan mikser berukuran 2 liter. Harga mesin pemotong roti tawar matang sekitar Rp 6,5 juta. Mesin pembagi adonan (divider) harganya sekitar Rp 10 juta.
Dapur roti berukuran 5 x 4 meter dalam bentuk ruko maupun rumah dengan biaya Rp 10 juta-Rp 50 juta per tahun, Diperlukan paling tidak empat orang untuk membuat roti, satu orang di antaranya sebagai penyelia berpengalaman. Besarnya upah mereka mulai dari upah minimum resmi atau tergantung keahlian. Seorang penyelia harus mendapat gaji sekitar Rp 2 juta. Biaya listrik minimum Rp 2 juta per bulan

STRATEGI PENJUALAN
Roti dapat dijual melalui toko kecil atau besar dan juga melalui pesanan. Ada beberapa cara penjualan. Sistem jual putus atau sistem bila tidak laku dikembalikan. Umumnya, toko lebih suka menggunakan sistem roti yang tidak laku dikembalikan.
Karena itu, pengusaha harus menghitung banyaknya roti yang laku dijual untuk memperkecil kerugian. Pengusaha dapat mencatat selama dua minggu untuk melihat pola penjualan roti di tempat tersebut.
Cara lain, menjual roti langsung ke rumah-rumah memakai gerobak atau motor. Usahakan mencari tempat yang tepat dan tidak banyak pedagang roti di sana. Untuk itu, perlu memantau sendiri daerah tempat penjualan. Jumlah roti yang terjual juga harus dicatat agar jangan banyak roti yang tidak laku karena tidak bisa dijual lagi keesokannya.
Adapun melalui pesanan, yang dilakukan dengan cara memesan langsung ketempat pembuatan roti itu.
Pengusaha bisa meminta kepada pembuat roti sebanyak jumlah yang laku pada hari itu ditambah 1-3 persen dari hari sebelumnya supaya ada persediaan bila ada tambahan permintaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar